Pengertian Televisi
Digital
Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasidigital dan sistem kompresi untuk menyiarkan
sinyal gambar, suara,
dan data ke pesawat televisi. Televisi digital
merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan
dari sistem siaran analog ke
digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit
data seperti komputer.
Karakteristik Televisi
DigitalTelevisi digital menggunakan
modulasi digital dan sistem kompresi dalam menyiarkan sinyal gambar, suara dan
data ke televisi. Televisi digital menggunakan bit (data) komputer. Sarana
televisi digital menggunakan media internet.
Kelemahan dan Kelebihan Televisi Digital
- Kendala operasional dalam proses migrasi total dari teknologi
analog menuju digital sangat terkait dengan kesiapan mayoritas penonton
televisi di Indonesia yang masih menggunakan televisi analog (receiver konvensional).
Kondisi ini akan memperlama proses total digital karena mau tak mau
kebijakan simulcast (siaran berbarengan antara analog dan digital) harus
memperhatikan kecukupan waktu. Lama jangka waktu simulcast harus
dibedakan antara daerah “ekonomi maju” dan daerah “ekonomi kurang maju”
sehingga dapat ditinjau kembali sesuai kesiapan masyarakat dan penyelenggara,
sehingga jika pada akhirnya TV analog dapat dihentikan secara total, tidak
menimbulkan kesenjangan baru. Bahkan jika masyarakat belum sepenuhnya siap,
perlu dibuka kemungkinan lain, yakni tidak harus dilakukan total switch off
pada televisi analog. Dengan demikian perlu dikaji alternatif yang bisa
dikembangkan selain semata-mata arah menuju total switch off, tentunya
dengan melihat kondisi masyarakat di lapangan yang tersebar di seluruh wilayah
dengan potensi literasi teknologi yang tidak seragam. Apabila pilihannya hanya
dilakukan penghentian secara total siaran analog pada tahun tertentu,
sebagaimana roadmap Kominfo yang mengharuskan total switch off tahun
2018, dikhwatirkan setelah ”analog switch off” dan ternyata masih ada kelompok
masyarakat di pedalaman yang tidak terjangkau digitalisasi, akibatknya
komunitas tersebut sama sekali tidak dapat menerima siaran televisi. Padahal
penyiaran adalah hak seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
- Secara teknis terkadang masih muncul gangguan siaran berupa cliff
effect dan blank spot dalam proses siaran digital (Setyobudi, 2006).
Cliff effect dan blank spot adalah ketidakstabilan penerimaan
sinyal digital yang lemah sehingga menyebabkan siaran terputus-putus/patah-patah
atau bahkan tdak ada gambar jika pesawat televisi tidak memperoleh sinyal sama
sekali.
- Bagi lembaga pengelola penyiaran, dalam jangka pendek,
digitalisasi juga mengakibatkan kerugian secara teknis. Seperti dilansir Harian
Bisnis Indonesia, Selasa, 10/04/2012 kerugian justru berasal dari pemancar
televisi lama yang tidak dapat digunakan. Pascamigrasi digital, seluruh materi
siaran akan dipancarkan oleh lembaga penyiaran multipleksing. Alhasil, pemancar
televisi lokal otomatis tidak digunakan lagi. Bambang Santoso, Ketua ATVJSI,
mengatakan televisi lokal dan jaringan akan menangguk kerugian jika migrasi
dilaksanakan. ATVJSI kini memiliki anggota 143 stasiun televisi. Usia
operasional stasiun televisi beragam, mulai dari 5 tahun hingga 8 tahun. “Kalau
diibaratkan kami ini dulunya kos, lalu berusaha keras untuk membeli rumah. Nah,
sekarang kami di minta untuk meninggalkan hunian dan kembali kos,” ujar Bambang
(Harian Bisnis Indonesia, Selasa, 10/04/2012).
- Teknologi penyiaran digital juga menuntut keahlian khusus
penggunanya dalam mengoperasikan alat, termasuk memperbaiki jika ada kerusakan.
Keahlian dalam kaitan ini sangat terkait dengan sumber daya manusia yang harus
mengikuti dan mampu bersinergi dengan digitalisasi. Media penyiaran yang kelak
seluruhnya menggunakan platform digital juga harus dipahami oleh
operator-operator yang notabene secara teknis saat ini masih banyak
mengoperasikan teknologi analog. Dalam banyak kasus, operator senior yang
pendidikannya belum mengikuti kebaruan teknologi atau secara pribadi tidak
mengikuti perkembangan teknologi, pada akhirnya akan tersisih dan tidak
terpakai. Dampak inilah yang jika tidak diantisipasi dari awal akan menyebabkan
kesenjangan keahlian, terutama untuk institusi media-media kecil yang secara
finansial belum siap mencari tenaga kerja baru maupun memberi pelatihan pada
operatornya. Jika tenaga operator lama bertahan dengan kemampuan teknologi
analog, maka teknologi digital tidak akan berfungsi optimal. Dengan demikian
kelemahan fungsi teknologi digital salah satunya adalah ketergantungan yang
tinggi terhadap ketrampilan operatornya. [Iwan Awaluddin Yusuf]
Keunggulan frekuensi TV
digital
- Siaran
menggunakan sistem digital memiliki ketahanan terhadap gangguan dan mudah untuk
diperbaiki kode digitalnya melalui kode koreksi error.
Akibatnya adalah kualitas gambar dan suara yang jauh lebih akurat dan
beresolusi tinggi dibandingkan siaran televisi analog. Selain itu siaran televisi
digital dapat menggunakan daya yang rendah.
- Transmisi
pada TV Digital menggunakan lebar pita yang
lebih efisien sehingga saluran dapat dipadatkan. Sistem penyiaran TV Digital
menggunakan OFDM yang bersifat kuat dalam lalu lintas
yang padat. Transisi dari teknologi analog menuju teknologi digital memiliki
konsekuensi berupa tersedianya saluran siaran televisi yang lebih banyak.
Siaran berteknologi digital yang tidak memungkinkan adanya keterbatasan
frekuensi menghasilkan saluran-saluran televisi baru. Penyelenggara televisi
digital berperan sebagai operator penyelenggara
jaringan televisi digital sementara program
siaran disediakan oleh operator lain. Bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran
televisi digital mengalami perubahan dari segi pemanfaatan kanal
ataupun teknologi jasa pelayanannya. Terjadi efisiensi penggunaan kanal
frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga 6 program.
- Siaran
televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi
analog dan sistem penerimaan televisi bergerak. TV Digital memiliki fungsi
interaktif dimana pengguna dapat menggunakannya seperti internet. Sistem siaran
televisi digital DVB mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan jalur kembali
antara IRD dan operator melalui modul Sistem Manajemen Subscriber. Jalur
tersebut memerlukan modem,jaringantelepon atau jalur kembali televisi kabel, maupun satelit untuk mengirimkan sinyal balik
kepada pengguna seperti pada aplikasi penghitungan suara melalui televisi. Ada
beberapa spesifikasi yang telah dikembangkan, antara lain melalui jaringan
telepon tetap (PSTN) dan jaringan berlayanan digital terintegrasi
(ISDN). Selain itu juga dikembangkan solusi komprehensif
untuk interaksi melalui jaringan CATV,
HFC,
sistem terestrial, SMATV,
LDMS,
VSAT,
DECT,
dan GSM.
Transisi Tv Analog ke Digital
- Transisi dari pesawat televisi analog
menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar
televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital,
diperlukan pesawat TV digital.
- Namun, jika ingin tetap menggunakan
pesawat penerima televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat
tambahan yang disebut rangkaian
konverter (Set Top Box).
Sinyal siaran digital diubah oleh rangkaian konverter menjadi sinyal analog,
dengan demikian pengguna pesawat penerima televisi analog tetap bisa menikmati
siaran televisi digital. Dengan cara ini secara perlahan-lahan akan beralih ke
teknologi siaran TV digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama
ini.
- Proses transisi yang berjalan secara
perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh
operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi
mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut.
Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital,
masyarakat menerima siaran analog dari pemancar
televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
- Bagi operator televisi, risiko
kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial
yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur
televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran
yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia dan lain
sebagainya.
- Apabila operator televisi dapat
menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola
kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator
televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari,
penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi
yaitu menjadi penyedia jaringan, serta
penyedia isi.
- Televisi set dengan hanya tuner
analog tidak bisa decode transmisi digital. Ketika penyiaran analog melalui
udara berhenti, pengguna set dengan analog-hanya tuner dapat menggunakan sumber
pemrograman (misalnya kabel, perekam) atau dapat membeli set-top box konverter
untuk mendengarkan sinyal digital. Di Amerika Serikat, kupon yang disponsori
pemerintah yang tersedia untuk meringankan biaya sebuah kotak konverter
eksternal. Switch off-analog (penuh daya stasiun) berlangsung pada tanggal 12
Juni 2009 di Amerika Serikat,
24 Juli 2011 di Jepang, 31 Agustus 2011 di Kanada, 13 Februari 2012 di Negara-negara Arab, dan
dijadwalkan untuk 24 Oktober 2012 di Inggris dan Irlandia, pada tahun 2013 di Australia,
pada tahun 2015 di Filipina dan Uruguay, pada 2017 di Kosta Rika dan pada 2018
di Indonesia.
- Departemen Komunikasi dan Informasi
merencakan untuk mengeluarkan lisensi penyiaran digital pada akhir tahun 2009
bersamaan dengan penghentian pemberian izin untuk siaran televisi analog secara
bertahap. Pemerintah telah menetapkan peserta yang mendapat izin frekuensi
sementara untuk menyelenggarakan uji coba DVB-T dan DVB-H di Jakarta
yaitu :
·
Untuk DVB-T
o
Lembaga Penyiaran Publik TVRI
· Untuk DVB-H
Perangkat penerima yang akan
mendukung uji coba siaran digital di Indonesia adalah Polytron dengan produk TV digital dan kotak
konverter. Polytron akan mengeluarkan TV digital berukuran 21 inchi
dan 29 inchi dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat.
Kualitas Tv Digital
TV
Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih
baik dari yang dihasilkan televisi analog. Sistem televisi digital menghasilkan
pengiriman gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada
dalam kondisi bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas
siaran berakurasi dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal
siaran dengan laju sangat tinggi mencapai Mbps untuk pengiriman informasi berkualitas tinggi.
Sistem Pemancaran Tv Digital
- Terdapat tiga standar sistem
pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial
(DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital
terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital
berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1
untuk DVB-T.
- Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T,
ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan
sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan
ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem
dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode
yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi
berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima
seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV)
beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem
penerima tetap. Semua data modulasi sistem
pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode
ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan
multipleks (TMCC).
- Frekuensi sistem penyiaran televisi
digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial
digital (DTT), kabel (TV kabel digital),
dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk
menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi
digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal
sebagai televisi protokol internet (IPTV).
Frekuensi Tv Digital
Secara
teknis, pita spektrum frekuensiradio
yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi
digital. Perbandingan lebar pita
frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah
1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu
kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan
teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi
sekaligus untuk program yang berbeda.
TV digital ditunjang oleh teknologi
penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital
dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi
sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki
peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kameravideo.
Pemicu Perkembangan
- Pendorong pengembangan televisi
digital antara lain:
- Perubahan lingkungan eksternal
- Pasar televisi analog yang sudah
jenuh
- Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
- Perkembangan teknologi
- Teknologi pemrosesan sinyal digital
- Teknologi transmisi digital
- Teknologi semikonduktor
-
Teknologi
peralatan yang beresolusi tinggi
Teknologi Komunikasi Suara adalah
teknologi yang digunakan untuk melakukan percakapan dalam bentuk lisan
Contoh teknologi Komunikasi Suara adalah:
- Telepon
- HP
- FAKSIMILE / FAX ( FAKS )
- TELEVISI
- RADIO
Manfaat Tv Digital
- TV Digital digunakan untuk siaran
interaktif. Masyarakat dapat membandingkan keunggulan kualitas siaran digital
dengan siaran analog serta dapat berinteraksi dengan TV Digital. Teknologi
siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif dimana TV Digital
memiliki layanan komunikasi dua arah
layaknya internet.
- Siaran televisi digital terestrial
dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi tidak bergerak maupun sistem
penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya pancar televisi digital yang lebih
kecil menyebabkan siaran dapat diterima dengan baik meski alat penerima siaran
bergerak dalam kecepatan tinggi seperti di dalam mobil dan kereta.
- TV Digital memungkinkan penyiaran
saluran dan layanan yang lebih banyak daripada televisi analog. Penyelenggara
siaran dapat menyiarkan program mereka secara digital dan memberi kesempatan
terhadap peluang bisnis pertelevisian dengan konten yang
lebih kreatif, menarik, dan bervariasi.
Refensi :